Kamis, 31 Mei 2012

Blog yang Lainnya (About TI)

Dapetin Info Lain tentang dunia teknologi bagi sang pustakawan. di sini

Pustakawan wajib Kreatif


Semua instanti pendidikan yang resmi diwajibkan untuk mempunyai perpustakaan dalam rangka meningkatkan mutu intelektual yang dimiliki oleh instansi terkait.  Perpustakaan merupakan ujung tombak keberhasilan mutu dalam suatu pendidikan. Memang, di Indonesia sendiri perpustakaan belum begitu diperhitungkan secara baik. Kebanyakan ini perpustakaan hanya dijadikan sebagai suatu tempat untuk menyimpan buku dan syarat untuk akreditasi saja. Tanpa memikirkan secara jauh pemanfaatan dan tujuan dengan didirikan perpustakaan tersebut. Salah satu motor penggerak utama dari sebuah perpustakaan adalah Pustakawan. Akan tetapi yang menjadi ironi, lembaga pendidikan di Indonesia seakan tidak membutuhkan adanya seorang ahli Informasi ini. Mungkin dikota – kota besar pustakawan sudah mulai diperhitungkan, akan tetapi perbandingan kota dandesa yang ada di Indonesia itu sangat jauh sekali. Banyak pendidikan – pendidikan di desa itu perpustakaanya tidak dikelola oleh pustakawan, bahkan yang lebih mengenaskan lag imereka tidak mempunyai perpustakaan.
Perpustakaan dan pustakawan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan. Namun pustakawan saat ini sangat dipertanyakan kemampuannya. Banyak lulusan pustakawan yang sebenarnya belum mampu untuk diberi tanggung jawab mengelola perpustakaan. Dalam persiapan untuk pengelolaan perpustakaan, perlu kekreatifitasan yang penuh dan keuletan yang tinggi. Untuk mendapatkan kreatifitas tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu adanya usaha yang maksimal dan latihan demi latihan untuk mencapai hal tersebut. Untuk itu, pustakawan wajib kreatif, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dan terus berupaya untuk menghasilkan hal yang terbaik untuk dirinya dan perpustakaan.

Minggu, 13 Mei 2012

Perpustakaan dan TBM, Versus or Featuring???

Berkembangnya teknologi Informasi membawa berbagai dampak tersendiri bagi segala lapisan masyarakat di Indonesia. Beriringan dengan itu, perkembangan pola fikir masyarakat terhadap dunia pengetahuan dan pendidikanpun ikut bertambah. Bukan hanya melek huruf saja, akan tetapi sudah merambah kedalam dunia melek informasi. Walau belum membuahkan hasil yang fantastis, namun sedikit demi sedikit rating minat baca di Indonesia perlahan merangkak naik. Hal ini tentunya tidak serta merta ada begitu saja, akan tetapi didukung oleh banyak tokoh untuk mengajak dan menumbuhkembangkan budaya baca di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga resmi tentunya selain menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, juga mempunyai peranan dalam hal pengembangan minat baca. Akan tetapi, usaha yang dilakukan perpustakaan seringkali mengalami banyak benturan.

Kalo bisa dipersulit kenapa dipermudah?

Terisnpirasi dari sulitnya birokrasi yang ada di fakultas.
 lama banget gak posting, hutang postinganku bejubel,
maklum banyak kegiatan... mau curhat aja...
Waaah jangan kaya gini mas!
Loh? Gak bisa mas?
Ini kurang huruf ‘n’ mas?
Ini stempelnya gak jelas mas?
Ooh, ke sana aja mas??
Waaah, kalo ini bukan ke saya mas???
Ini . . . . .bla . . .bla . . . .bla. . . . .tiiiiiiiiiiiiiiittt____________
Mungkin hal tersebut sudah biasa terlontar dari sistem birokrasi kampus di Indonesia. Banyak sesuatu yang mestinya mudah, ringan, dan bisa selesai pada saat itu juga, tetapi dengan adanya kesulitan – kesulitan tersebut menjadikan semua bisa dilakukan diluar target perencanaan waktu yang sudah ditentukan.