Tidak bisa dipungkiri bahwasannya setiap Organisasi mempunyai karakteristik dan visi yang berbeda antara satu Organisasi dengan organisasi yang lain. Dan hal ini merupakan sesuatu yang dikedepankan serta dibanggakan oleh masing-masing organisasi. Karena masing-masing dari mereka bertekad kuat dan mempertahankan karakteristik yang mereka anggap sesuai. Hal ini juga memicu banyak kontroversial dan perdebatan dikalangan mahasiswa tertentu dan dalam ranah-ranah tertentu. Unsur mayoritas dan minoritas disini sangat berpengaruh dan memberikan dampak dalam keharmonisan dari setiap organisasi Islam yang ada di Kampus UIN Sunan Kalijaga.
Secara umum, organisasi Islam yang ada dikampus berjalan sendiri-sendiri dan tidak mempengaruhi pergerakan satu dengan pergerakan lainnya. Dengan demikian, perbedaan-perbedaan tersebut tidak memacu pecahnya ukhuwah diantara mahasiswa-masiswa UIN, terkhususnya yang tergabung dalam salah satu organisasi ekstra kampus. Akan tetapi, sering kali perbedaan – perbedaan yang ada diantara masyarakat kampus dijadikan sebagai objek perpecahan, bukan untuk persatuan atau pembangunan. Alhasil, perang ideologi dan tidak begitu penting, sering terjadi dan pembunuhan karakterpun kian marak dilakukan. Sebagai contoh bagaiman hubungan antar organisasi Islam di UIN Suka yang paling terasa dan puncaknya yaitu pada saat detik-detik menjelang pemilwa yang dilaksanakan oleh Badan Pemilihan Mahasiswa Kampus UIN SUKA. Sebenarnya Partai dan Organisasi Eksternal kampus tidak ada hubungannya sama sekali, mereka berjalan sendiri-sendiri. Akan tetapi, biasanya setiap partai itu di dekengi oleh satu gerakan organisasi yang orang-orangnya terikat dan tergabung dalam suatu partai tertentu yang ada dikampus.
Pemilwa sering dijadikan ajang untuk memperlihatkan dan menunjukkan eksistensi dari setiap organisasi. Hal itu pada hakikatnya adalah baik, karena akan memberi cambuk kepada para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ini untuk lebih kreatif dalam menawarkan partai mereka untuk diterima oleh mahasiswa. Akan tetapi, di Kampus UIN sendiri, berbeda dengan kampus-kampus negeri yang ada di Yogyakarta. Tingkat kesadaran politik yang ada di UIN dinilai masih sangat kurang, akibatnya banyak kecurangan-kecurangan politik dengan melakukan politik secara kotor, hanya dengan kemenangan semata dan kepentingan-kepentingan suatu kelompok saja, tanpa berfikir untuk bisa membangun kampus supaya lebih baik. Dan akibat dari itu, hubungan-hubungan organisasi Islam di UIN Suka tersendiri menjadi memanas. Tak ayal perang ideologi, pembunuhan karakter, dan perdebatan sengit anatara sesama mahasiswa organisator sering terjadi baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Sebagai bahan perbandingan saja, di Kampus negeri yang lain seperti di UGM dan UNY, persaingan antara organisasi-organisasi ekstra yang ada di kampus mereka tetap ada, akan tetapi persaingan yang mereka lakukan itu fair dan sehat. Menjadikan perpolitikan di kampus tersebut dapat memberikan gambaran positif mengenai konteks sosial dimasyarakat kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar